Minggu, 08 Juli 2012

Sistematika Tugas Perancangan Arsitektur 1


Struktur Perancangan Arsitektur 1

     Berikut ini adalah gambar dari tugas SPA 1, dimana kami disuruh merancang bangunan counter pembayaran. Dalam perancangan bangunan counter itu sendiri harus memenuhi ketentuan-ketentuan yakni diberikan lahan seluas 60 meter persegi, dengan luas bangunan kurang lebih 30 meter persegi. Dimana sebelumnya telah didahului dengan mengerjakan tugas-tugas diantaranya pemahaman objek (studi lapangan, studi literatur, dan strudi banding), analisis aktivitas, kebutuhan fasilitas, dan besaran objek, kemudian analisis site dan lingkungan, dilanjutkan dengan analisis dan oleh bentuk yang keseluruhannya masih dikerjakan secara berkelompok (tugas-tugas sebelum UTS). Gambar-gambar tahapan perancangan counter yang saya buat sebagai berikut :

1. Gambar Site Plan ( skala 1:100 )



Dari gambar site plan counter pembayaran diatas bisa dilihat bahwa posisi bangunan counter berada tepat di pertigaan jalan dengan letak diantara minimarket dan ruko, serta tepat menghadap ke sebelah selatan dengan posisi bangunan agak kesisi sebelah kanan bersebrangan dengan bangunan ruko-ruko kecil di pertigaan sebelah kanan. Posisi tempat parkir kendaraan counterpun ditempatkan tepat di sebelah kanan counter bila kita melihat menghadap kearah selatan, diharapkan agar memudahkan pengunjung untuk memarkir kendaraan disesuaikan lalu lalang kendaraan dimana diIndonesia pengemudi bedada di sebelah kiri (pengemudi mobil), dan secara umum pengguna jalan (pengendara dan pejalan kaki pada aturannya berjalan disebelah kiri). Pembuatan site plan seperti ini pun diharapkan lebih terlihat startegis dan menguntungkan bukan hanya berhubungan dengan omset yang akan diraup oleh pemilik counter maupun para pemilik ruko disekitar pertigaan, namun pengaturan site juga diharapkan tidak mengganggu pengguna jalan yang cenderung lebih padat didaerah pertigaan, melainkan bisa mempermudah akses para pengunjung dari bangunan yang satu kebangunan yang lainnya (misalkan pengunjung yang ingin melakukan pembayaran, smbil menunggu giliran, bisa sambil membeli kebutuhan bahan makanan atau perlengkapan lainnya di ruko bila dibutuhkan, atau mungkin juga seklian membeli makanan di warung yang terletak di sekitar pertigaan jalan tersebut).

2. Gambar Layout Plan ( skala 1:100 )



Gambar layout plan diatas menunjukkan bagaimana gambaran sekilas ruang didalam bangunan dilihat dari isi perabotan hingga ukuran tegel yang digunakan (apabila bangunan menggunakan tegel) berikut dengan perbandingannya terhadap skala yang ada (disesuaikan dengan besarnya skala yang digunakan). 


 3. Gambar Denah ( skala 1:50)



Denah di atas menggambarkan detail dari layout plan dengan kapasitas gambar yang lebih lengkap baik dari segi ukuran perabotan, lantai maupun bagian-bagian dasar pada bangunan yang terlihat lebih detail. dari denah tersebut ukuran yang terlihat bisa lebih jelas. Pekarangan atau tempat parkir pun lebih terlihat jelas hingga dasar lantai ataupun lahan diluar bangunan yang digunakan untuk lalu lalang kendaraan maupun lalu lalang pengunjung. 


4. Gambar Tampak Depan dan Tampak Samping ( skala 1:50 )



Gambar tampak diatas menggambarkan bangunan counter dengan konsep bangunan bebas namun tetap efektif dan efisien dalam fungsinya. Bisa dilihat bari bentuk atap bangunan misalnya, bukan bentuk setengah lingkaran, pelana, perisai, ataupun beratap datar, namun bangun atap bangunan ini menggambarkan campuran dari beberapa bentuk yang saya tampilkan lebih simpel. Baik dalam pengaturan kemiringan atap untuk aliran air hujan, maupun dari segi estetika dimana saya terinspirasi dari bentuk topi yang biasanya identik dengan penyanyi jazz atau mungkin seniman (dalam hal ini topi biasanya sering digambarkan eidentik dengan pelukis). Berbicara mengenai estetika bentuk ini memang saya tidak ingin semata-mata bahwa bangunan counter harus berbentuk seperti telepon selular ataupun bentuk keran air dan lambang listrik, namun identitas bangunan saya gambarkan sekilas dari ornamennya saja dikarenakan bentuk bangunan yang harus diolah adalah bebas.

5. Gambar potongan ( skala 1:50 )



  Dengan dibuatnya gambar potongan di atas bisa kita lihat sekilas dari luar bagian serta aktifitas yang mungkin bisa terlihat dari sisi diambilnya posisi untuk membuat potongan, baik secara horizontal maupun vertikal. Sekilas ornamen-ornamen atau pernak-pernik serta perabotan yang ada di dalam ruangan terlihat secara dua dimensi, termasuk didalamnya pintu hingga gambaran toilet.

6. Gambar Detail Interior ( skala 1:20 )



Dari gambar detail interior diatas, terlihat bahwa bangunan dengan luasan yang terbatas, namun saya ingin merancangnya agar lebih terlihat luas dengan merancang bentuk dinding sebelah kiri dan kanan yang melengkung (menyerupai setengah lingkaran), begitu pula dengan atap yang dibuat melengkung sehingga menyesuaikan pula dengan bentuk atap bila dilihat dari luar (termasuk apabila dilihat dari gambar site plan di bagain awal). Pada bagian lengkungan ini pula (bagian atap dan dinding kanan serta dinding kiri) saya rancang dengan menambahkan aksen batuan alam dengan terkstur batuan aslinya agar lebih menggambarkan suasana alam yang terkesan terbuka meskipun sebenarnya hanya di dalam ruangan dengan luas terbatas. pada dinding toilet tang terlihat dari sisi tempat duduk atau ruang tunggu pengunjung juga saya tambahkan gambar atau lukisan secara langsung dengan perpaduan warna yang soft dan gambar nada yang diharapkan bisa menambah suasana nyaman bagi para pengunjung. dalam hal ini saya terinspirasi oleh musik yang menggambarkan kebebasan setiap individu untuk berani berekspresi dan menggambarkan suasana hati pengunjung yang tidak jauh dari musik dalam menjalani setiap aktivitas dalam kehidupan sehari-harinya, yang tentunya juga memiliki korelasi secara tidak langsung dengan aksen batuan alam dengan nuansa kebebasan.

7. Gambar Detail Arsitektur ( skala 1:50 )

Detail arsitektur yang saya anggap perlu untuk diangkat adalah detail arsitektur dari bagian luar dinding sebelah kanan (dan kiri) yang tersusun dari batuan alam dan ornamen seperti bentuk sayap yang membentuk jari dan memberikan kode "oke". Kemudian adalah bentuk atap yang telah diuraikan sekilas, bahwa bentuk atap tersebut adalah gabungan dari beberapa bentuk dasar yang di aplikasikan dalam bentuk yang bisa dibilang simpel namun juga terinspirasi dari bentuk topi identik penyanyi jazz ataupun seniman (dalam hal ini biasa digambarkan pelukis). Dilanjutkan dengan gambar detail arsitektur dari bentuk kaca bagian samping (sebelah kanan pintu masuk) yang bentuk serta ukurannya hampir sama dengan yang ada disebelah kiri pintu masuk yang apabila dibuka kacanya akan berbentuk sepeti jet pesawat ataupun seperti putaran kipas angin. Selain itu bingkai kaca yang menonjol ke arah luar akan menampilkan estetika yang manis apabila kaca dalam keadaan tertutup.

8. Gambar Perspektif Mata Normal ( skala bebas )


Dari gambar perspektif mata normal bangunan counter diatas, bisa dilihat gambaran bangunan dari luar begitu pula dengan lingkungan disekitarnya. Bnagunan dengan bentuk simpel dan perpaduan warna yang soft tapi tetap tegas diharapkan dapat memberikan nuansa yang lebih nyaman terutama bagi pengunjung yang datang. Tampilan yang tidak terlalu formal layaknya kantor diharapkan bisa memberikan kesan lebih rileks dan santai namun warna yang tegas diharapkan bisa memberi kesan serius, bahwasannya pelayananan dan tempat yang bagus serta nyaman dan tetap sederhana sehingga kepuasan pengunjung tetap menjadi prioritas utama.

Mesjid Istiqlal Jakarta Pusat





 Kesanku Saat Berkunjung ke Rumah Allah (Mesjid Istiqlal)








 Gambar diatas adalah gambar sekilas masjid Istiqlal yang ada di Ibukota negara kita. Mesjid terbesar dan termegah di Asia Tenggara ini tepat berada Jakarta Pusat, tepatnya bertetangga dengan Gereja Katedral umat Nasrani. Pertama kali memasuki bagian depan mesjid ini, yang terasa adalah hanya ingin mengucapkan kata Subhanallah berulang kali. Betapa megah nan agungnya mesjid yang berdiri ditengah hiruk pikuk kota metropolitan ini, seakan menghilangkan kepenatan akan pemikiran-pemikiran yang begitu kompleks tentang kota serba individualis dan serba kisruh dalam kesehariannya itu.








Baru saja masuk kedalam ruangan, benar-benar terasa bahwa diri ini hanyalah makhluk yang sangat kecil, tidak ada apa-apanya dibanding rumah Allah, terlebih dengan seluruh kekuasaan Allah yang entah tak terhiutng lagi kebesaran dan keagunganNya. Disuguhkan tiang-tiang besar yang menjulang begitu tinggi nan indah berkilau yang terpancar dari bahannya. 



Dilihat dari lantai atas, bisa dibayangkan berapa banyak umat manusia yang bisa mengisi setiap shaf yang ada di mesjid ini. Saat hari-hari biasa memang saya hanya bisa melihat tidak begitu banyak orang yang shalat berjamaah. Namun saya melihat begitu banyak orang dengan berbagai model baik penampilan maupun begitu banyak macam orang dari berbagai suku dan kebudayaan memanjatkan do'a dalam shalat ditempat ini, terutama para musafir. Lain halnya saat lebaran, tepatnya saat shalat ied. masyarakat Jakarta pada umumnya berbondong-bondong berebutan tempat untuk bisa melaksanakan shalat idul fitri maupun idul adha di tempat ini. Teguran yang tersirat pun tergambar dari kebiasaan yang seperti tak terusik ini. bahwasannya mesjid yang besar seharusnya tidak boleh kalah ramai dengan tempat hiburan atau perbelanjaan besar yang dibangun di kota metropolitan ini.






Saat menengadahkan kepala keatas bangunan, lagi-lagi yang terasa dalam diri ini adalah betapa kecilnya diri ini dimata Sang Pencipta. tak henti-hentinya lagi mengucapkan kata "Subhanallah" karena sudah diberi kesempatan berkunjung dan memanjatkan do'a di rumah Allah yang indah nan agung ini. Begitu besarnya kubah membawa nuansa kelegaan, hingga perasaan seperti akan tertelan oleh kubah itu sendiri saking besarnya ukuran kubah. Terlebih saat saya mencoba sedikit bersandar sekedar ingin melepas lelah sejenak berkunjung dirumah Allah ini. Serasa tak ingin segera cepat-cepat beranjak dari tempat ini.





Saat saya coba melangkah maju lagi, terlihat jelas mimbar yang membuat seakan hati ini ingin terduduk dan benar-benar mendengarkan apa saja yang membuat perasaan ini tak ingin berpaling dari jalan yang telah ditunjukkan Allah. seperti hati ini benar-benar terasa "semeleh" dan tak ingin sama skali berada dalam dosa dan segalanya yang dibenci Allah.






Gambar diatas adalah gambar koridor yang ada di mesjid ini. baik koridor menuju toilet, tempat wudhu, juga terlihat sedikit koridor yang mengarah ke tempat nan luas seperti lapangan dilantai atas yang saat itu kebetulan sedang digunakan oleh orang-orang bermanasik haji.
Begitu indahnya berada di tempat ini, terutama saat pertama kali berkunjung. Begitu pula beberapa kunjungan-kunjunganku berikutnya ke rumah Allah ini yang selalu saja meninggalkan kesan indah tersendiri dalam benakku, jika suatu saat aku akan datang lagi ketempat ini dengan hati yang semalin semeleh, semakin mantap dalam pribadi yang religius, dan semakin dekat serta semakin bisa merasakan keberadaan dan keindahan Allah dihatiku.